Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili
adalah pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Ia dipercayai
oleh para pengikutnya sebagai salah seorang keturunan Nabi Muhammad,
yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghreb (sekarang
termasuk wilayah Maroko, Afrika
Utara) pada tahun 593 H/1197 M.
Namanya lengkapnya adalah
Abul Hasan Asy-Syadzili Al-Hasani Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah. Nasab atau garis keturunan
Abul Hasan Asy-Syadzili bersambung sampai dengan Rasulullah SAW.
Berikut ini nasab Abu Hasan
Asy-Syadzili: Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin
Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya', bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad,
bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah SAW
Sebagian besar sumber yang
berbicara tentang sejarah Asy-Syadzili sepakat bahwa dia lahir di negeri Maghreb pada tahun
593 H (1197 M), di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah (sekarang kota Ceuta, eksklave Spanyol di Afrika
Utara). Dia tumbuh di desa ini. Dia menghapal Al-Quran Al-Karim
dan mulai mempelajari ilmu syariat. Kemudian
dia pergi ke kota Tunis ketika
masih sangat muda. Dia tinggal di sebuah desa yang bernama Syadzilah. Oleh
karena itu, dia dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun dia tidak berasal
dari sana, sebagaimana dikatakan oleh penulis al-Qamus. Ada juga yang
mengatakan bahwa dia dinisbatkan kepada desa tersebut karena dia tekun
beribadah di sana.
Perjalanan Sufi Syekh
Abdul Hasan Asy Syadzili r.a.
Syadziliyah adalah nama
suatu desa di benua Afrika yang merupakan nisbat nama Syekh Abul Hasan
Asy-Syadzili r.a. Beliau pernah bermukim di Iskandar sekitar tahun 656 H.
Beliau wafat dalam perjalanan haji dan dimakamkan di padang Idzaab Mesir.
Sebuah padang pasir yang tadinya airnya asin menjadi tawar sebab keramat Syekh
Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau belajar ilmu thariqah dan hakikat setelah
matang dalam ilmu fiqihnya. Bahkan beliau tak pernah terkalahkan setiap
berdebat dengan ulama-ulama ahli fiqih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu
hakikat, beliau berguru kepada wali quthub yang agung dan masyhur yaitu Syekh
Abdus Salam Ibnu Masyisy, dan akhirnya beliau yang meneruskan quthbiyahnya dan
menjadi Imam Al-Auliya’. Peninggalan ampuh sampai sekarang yang sering
diamalkan oleh umat Islam adalah Hizb Nashr dan Hizb Bahr, di samping Thariqah
Syadziliyah yang banyak sekali pengikutnya. Hizb Bahr merupakan Hizb yang
diterima langsung dari Rasulullah saw. yang dibacakan langsung satu persatu
hurufnya oleh beliau saw. Syekh Abul Hasan
Asy-Syadzili r.a. pernah ber-riadhah selama 80 hari tidak makan, dengan
disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Pada saat itu
beliau merasa tujuannya untuk wushul (sampai) kepada Allah swt. telah tercapai.
Kemudian datanglah seorang perempuan yang keluar dari gua dengan wajah yang
sangat menawan dan bercahaya. Dia menghampiri beliau dan berkata, ”Sunguh
sangat sial, lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil, sedangkan aku
sudah enam bulan lamanya belum pernah merasakan makanan sedikitpun”.
Suatu ketika saat berkelana, beliau berkata dalam hati, “Ya Allah, kapankah aku
bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?”. Kemudian terdengarlah suara, “Kalau
kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja”.
Beliau berkata lagi, “Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi
nikmat kepada para Nabi, Ulama dan Raja?”. Kemudian terdengarlah suara lagi,
“Jika tidak ada Nabh, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada Ulama
kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah, jika tidak ada Raja kamu
tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya
untukmu”. Beliau pernah khalwat (menyendiri) dalam sebuah gua agar bisa wushul
(sampai) kepada Allah swt. Lalu beliau berkata dalam hatinya, bahwa besok
hatinya akan terbuka. Kemudian seorang waliyullah mendatangi beliau dan
berkata, “Bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa
menjadi wali. Aduh hai badan, kenapa kamu beribadah bukan karena Allah (hanya
ingin menuruti nafsu menjadi wali)”. Setelah itu beliau sadar dan faham
dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertaubat dan minta ampun
kepada Allah swt. Tidak lama kemudian hath Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.
sudah di buka oleh Allah swt. Demikian di antara bidayah (permulaaan) Syekh
Abul Hasan As-Syadzili. Beliau pernah dimintai penjelasan tentang siapa saja
yang menjadi gurunya? Sabdanya, “Guruku adalah
Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy, akan tetapi sekarang aku sudah menyelami dan
minum sepuluh lautan ilmu. Lima dari bumi yaitu dari Rasululah saw, Abu Bakar
r.a, Umar bin Khattab r.a, Ustman bin ‘Affan r.a dan Ali bin Abi Thalib r.a,
dan lima dari langit yaitu dari malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il dan
ruh yang agung. Beliau pernah berkata, “Aku diberi tahu catatan muridku dan
muridnya muridku, semua sampai hari kiamat, yang lebarnya sejauh mata
memandang, semua itu mereka bebas dari neraka. Jikalau lisanku tak
terkendalikan oleh syariat, aku pasti bisa memberi tahu tentang kejadian apa
saja yang akan terjadi besok sampai hari kiamat”. Syekh Abu Abdillah
Asy-Syathibi berkata, “Aku setiap malam banyak membaca Radiya Allahu ‘An
Asy-Syekh Abil Hasan dan dengan ini aku berwasilah meminta kepada Allah swt apa
yang menjadi hajatku, maka terkabulkanlah apa saja permintaanku”. Lalu aku
bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan aku bertanya, “Ya Rasulallah,
kalau seusai shalat lalu berwasilah membaca Radiya Allahu ‘An Asy-Syekh Abil
Hasan dan aku meminta apa saja kepada Allah swty. apa yang menjadi kebutuhanku
lalu dikabulkan, seperti hal tersebut apakah diperbolehkan atau tidak?”. Lalu
Nabi saw. Menjawab, “Abul Hasan itu anakku lahir batin, anak itu bagian yang
tak terpisahkan dari orang tuanya, maka barang siapa bertawashul kepada Abul
Hasan, maka berarti dia sama saja bertawashul kepadaku”. Pada suatu hari dalam
sebuah pengajian Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. menerangkan tentang zuhud,
dan di dalam majelis terdapat seorang faqir yang berpakaian seadanya, sedang
waktu itu Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili berpakaian serba bagus. Lalu dalam hati
orang faqir tadi berkata, “Bagaimana mungkin Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.
berbicara tentang zuhud sedang beliau sendiri pakaiannya bagus-bagus. Yang bisa
dikatakan lebih zuhud adalah aku karena pakaianku jelek-jelek”. Kemudian Syekh Abul
Hasan menoleh kepada orang itu dan berkata, “Pakaianmu yang seperti itu adalah
pakaian yang mengundang senang dunia karena dengan pakaian itu kamu merasa
dipandang orang sebagai orang zuhud. Kalau pakaianku ini mengundang orang
menamakanku orang kaya dan orang tidak menganggap aku sebagai orang zuhud,
karena zuhud itu adalah makam dan kedudukan yang tinggi”. Orang fakir tadi lalu
berdiri dan berkata, “Demi Allah, memang hatiku berkata aku adalah orang yang
zuhud. Aku sekarang minta ampun kepada Allah dan bertaubat”.
Di antara Ungkapan Mutiara Syekh Abul Hasan Asy-Syadili:
1. Tidak ada dosa yang lebih besar dari dua perkara ini : pertama, senang
dunia dan memilih dunia mengalahkan akherat. Kedua, ridha menetapi kebodohan
tidak mau meningkatkan ilmunya.
2. Sebab-sebab sempit dan susah fikiran itu ada tiga : pertama, karena
berbuat dosa dan untuk mengatasinya dengan bertaubat dan beristiqhfar. Kedua,
karena kehilangan dunia, maka kembalikanlah kepada Allah swt. sadarlah bahwa
itu bukan kepunyaanmu dan hanya titipan dan akan ditarik kembali oleh Allah
swt. Ketiga, disakiti orang lain, kalau karena dianiaya oleh orang lain maka
bersabarlah dan sadarlah bahwa semua itu yang membikin Allah swt. untuk
mengujimu.
Kalau Allah swt. belum memberi tahu apa sebabnya sempit atau susah, maka
tenanglah mengikuti jalannya taqdir ilahi. Memang masih berada di bawah awan
yang sedang melintas berjalan (awan itu berguna dan lama-lama akan hilang
dengan sendirinya). Ada satu perkara yang barang siapa bisa menjalankan akan
bisa menjadi pemimpin yaitu berpaling dari dunia dan bertahan diri dari
perbuatan dhalimnya ahli dunia. Setiap keramat (kemuliaan) yang tidak bersamaan
dengan ridha Allah swt. dan tidak bersamaan dengan senang kepada Allah dan
senangnya Allah, maka orang tersebut terbujuk syetan dan menjadi orang yang
rusak. Keramat itu tidak diberikan kepada orang yang mencarinya dan menuruti
keinginan nafsunya dan tidak pula diberikan kepada orang yang badannya
digunakan untuk mencari keramat. Yang diberi keramat hanxa orang yang tidak
merasa diri dan amalnya, akan tetapi dia selalu tersibukkan dengan
pekerjaan-pekerjaan yang disenangi Allah dan merasa mendapat anugerah (fadhal)
dari Allah semata, tidak menaruh harapan dari kebiasaan diri dan amalnya.
Di antara
keramatnya para Shidiqin ialah :
1. Selalu
taat dan ingat pada Allah swt. secara istiqamah (kontinyu).
2. Zuhud
(meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi).
3. Bisa
menjalankan perkara yang luar bisa, seperti melipat bumi, berjalan di atas air
dan sebagainya.
Diantara
keramatnya Wali Qutub ialah :
1. Mampu
memberi bantuan berupa rahmat dan pemeliharaan yang khusus dari Allah swt.
2. Mampu
menggantikan Wali Qutub yang lain.
3. Mampu
membantu malaikat memikul Arsy.
4.
Hatinya terbuka dari haqiqat dzatnya Allah swt. dengan disertai
sifat-sifat-Nya.
Kamu jangan menunda ta’at di satu waktu, pada waktu yang lain, agar kamu
tidak tersiksa dengan habisnya waktu untuk berta’at (tidak bisa menjalankan)
sebagai balasan yang kamu sia-siakan. Karena setiap waktu itu ada jatah ta’at
pengabdian tersendiri. Kamu jangan menyebarkan ilmu yang bertujuan agar manusia
membetulkanmu dan menganggap baik kepadamu, akan tetapi sebarkanlah ilmu dengan
tujuan agar Allah swt. membenarkanmu. Radiya allahu ‘anhu wa ‘aada ‘alaina min
barakatihi wa anwarihi wa asrorihi wa ‘uluumihi wa ahlakihi, Allahumma Amiin. (Al-Mihrab).
Syeikh Abul Hasan Asy Syadzili : Tentang
"Siksaan"
Siksaan itu
terdiri dari empat macam :
1. Siksaan melalui adzab.
2. Siksaan melalui hijab.
3. Siksaan melalui pengekangan, dan
4. Siksaan melalui kerusakan, yaitu
kerusakan rahasia batin dalam meraih tujuan.
Siksaan adzab, muncul dari arah pelanggaran hal-hal yang dilarang oleh Allah Ta'ala.
Siksaan hijab, muncul bagi ahli tha'at, yaitu bentuk siksaan yang muncul karena etika ketaatan yang buruk.
Banyak manusia yang masih tidak mempedulikan etika beribadah yang sopan, tidak disiplin dalam beribadah, tidak disiplin dalam bersuci, dan yang lebih parahnya lagi mash banyak manusia yang menghadap Allah Ta'ala dengan pakaian yang tak sopan. sadarlah bahwa itu juga merupakan siksaan bagi ahli ta'at.
Siksa pengekangan, muncul dari arah keteguhan (yang berguncang). kesadaran
akan posisi kita sebagai hamba adalah salah satu penyebabnya, dari kurangnya
kesadaran itu akan muncul niat yang kurang kuat (sungguh-sungguh), dari niat
yang masih lemah itulah goyahnya hati akan mudah terjadi.
Siksa kerusakan, muncul dari arah memburu ketergesaan dan kegelisahanm yang kemudian (terkadang) mempengeruhi seseorang hingga merusak rahasia batin. di masa sekarang, sering kali suasana hati masih di dominasi oleh perasaan terhadap sesama manusia yang kemudian bisa meredupkan rasa cinta kita terhadap Allah Ta'ala.
Siksa kerusakan, muncul dari arah memburu ketergesaan dan kegelisahanm yang kemudian (terkadang) mempengeruhi seseorang hingga merusak rahasia batin. di masa sekarang, sering kali suasana hati masih di dominasi oleh perasaan terhadap sesama manusia yang kemudian bisa meredupkan rasa cinta kita terhadap Allah Ta'ala.
Janganlah
engkau tertutupi oleh kelebihan dari Yang Maha Memberi kelebiihan. aku
bertanya, "Ya Tuhan, bagaimana ini.?" DIA menjawab, "Ketahuilah, sesungguhnya wujudmu telah
mendahului ilmumu, dan syukur adalah ilmumu". sedangkan wujudmu
mendahului apa yang tampak, merupakan anugerah kelebihan-Nya kepadamu. apabila
engkau merasa lebih, berarti engkau tertutupi (ter-hijab) kelebihan dari Yang
Maha Memberi kelebihan. namun jika engkau berada di sisi-Nya dan bersama-Nya,
maka tak ada yang mendahului maupun
didahului.
Dan jika engkau
sebagai penyaksi yang muncul dari wujudmu kepada wujud-Nya, berarti engkau
tertutup oleh pengetahuan.
Janganlah doamu
(yang membuat hajatmu/kebutuhanmu tercapai) menjadikan kegembiraanmu tanpa
gembira terhadap munajat kepada Kekasihmu (Allah Ta'ala), sehingga menyebabkan
engkau termasuk orang-orang yang terhalangi (ter-hijab).
Karomah
Sulthonul auliya shaikh Abu Hasan Asy Syadzili
Sulthonul
Auliya' Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra adalah seorang yang dianugerahi
karomah yang sangat banyak, tidak ada yang bisa menghitung karomahnya kecuali
Allah SWT. Dan
sebagian dari karomah beliau antara lain adalah :
1.
Allah SWt menganugerahkan kepada beliau kunci seluruh Asma-Asma,
sehingga seandainya seluruh manusia dan jin menjadi penulis beliau (untuk
menulis ilmu-ilmu beliau) mereka akan lelah dan letih, sedangkan ilmu beliau
belum habis.
2.
Beliau adalah sangat terpuji akhlaqnya, sifat mudah menolong dan
kedermawanannya dari sejak usia anak-anak sampai ketika umur enam tahun telah
mengenyangkan orang-orang yang kelaparan pada penduduk Negara Tunisia dengan
uang yang berasal dari alam ghoib (uang pemberian Allah) secara
langsung kepada beliau.
3.
Beliau didatangi Nabiyulloh Khidir as untuk menetapkan “wilayatul
adzimah” kepada beliau (menjadi seorang wali yang mempunyai kedudukan
tinggi) ketika beliau baru berusia enam tahun.
4.
Beliau bisa mengetahui batin isi hati manusia
5.
Beliau pernah berbicara dengan malaikat dihadapan murid-muridnya
6.
Beliau menjaga murid-muridnya meskipun di tempat yang jauh
7.
Beliau mampu memperlihatkan/menampakkan ka’bah dari negara Mesir
8.
Beliau tidak pernah putus melihat/menjumpai Lailatul Qodar
semenjak usia baligh hingga wafatnya beliau. Sehingga beliau berkata : Apabila
Awal Puasa ramadhan jatuh pada hari Ahad maka Lailatul Qodarnya jatuh pada
malam 29, Awal Puasa pada hari Senin Lailatul Qodarnya malam 21, Awal puasa
pada hari Selasa Lailatul Qodarnya malam 27, Awal puasa pada hari Rabu Lailatul
Qodarnya malam 19, awal puasa pada hari Kamis Lailatul Qodarnya malam 25, awal
puasa pada hari jum’at maka Lailatul Qodarnya pada malam 17, sedangkan bila
awal puasa pada hari Sabtu maka Lailatul Qodarnya jatuh pada malam 23.
9.
Barang siapa yang meninggal dan dikubur sama dengan hari
meninggal dan dikuburkannya beliau, maka Allah akan mengampuni seluruh dosanya
10.
Doa Beliau Mustajabah (dikabulkan oleh Allah SWT)
11.
Beliau tidak pernah terhalang sekejap mata pandangannya dari
Rasulullah saw selama 40 tahun (artinya beliau selalu berjumpa dengan Rasulullah
selama 40 tahun)
12.
Beliau dibukakan (oleh Allah) bisa melihat lembaran buku
murid-murid yang masuk kedalam thoriqohnya, padahal lebar bukunya tersebut
berukuran sejauh mata memandang. Hal ini berlaku bagi orang yang langsung baiat
kepada beliau dan juga bagi orang sesudah masa beliau sampai dengan akhir
zaman. Dan seluruh murid-muridnya (pengikut thoriqohnya) diberi karunia bebas
dari neraka. Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra sungguh telah digembirakan
diberi karunia, barang siapa yang melihat beliau dengan rasa cinta dan rasa
hormat tidak akan mendapatkan celaka.
13.
Beliau menjadi sebab keselamatan murid-muridnya/pengikutnya
(akan memberikan syafaat di akhirat)
14.
Beliau berdo’a kepada Allah SWT, agar menjadikan tiap-tiap wali
Qutub sesudah beliau sampai akhir zaman diambil dari golongan thoriqohnya. Dan
Allah telah mengabulkan Do’a beliau tersebut. Maka dari itu wali Qutub sesudah
masa beliau sampai akhir zaman diambil dari golongan pengikut beliau.
15.
Syaikh Abul Abbas Al Mursi ra berkata : “Apabila Allah SWT menurunkan
bala/bencana yang bersifat umum maka pengikut thoriqoh syadziliyah akan selamat
dari bencana tersebut sebab karomah syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra".
16.
Syaikh Syamsudin Al-Hanafi ra mengatakan bahwa pengikut thoriqoh
syadziliyah dikaruniai kemulyaan tiga macam yang tidak diberikan pada golongan
thoriqoh yang lainnya :
a. Pengikut thoriqoh Syadziliyah telah dipilih di lauhil mahfudz
b. Pengikut thgoriqoh syadziliyah apabila jadzab/majdub akan cepat kembali seperti sedia kala.
c. Seluruh Wali Qutub yang diangkat sesudah masa syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra akan diambil dari golongan ahli thoriqoh Sadziliyah.
a. Pengikut thoriqoh Syadziliyah telah dipilih di lauhil mahfudz
b. Pengikut thgoriqoh syadziliyah apabila jadzab/majdub akan cepat kembali seperti sedia kala.
c. Seluruh Wali Qutub yang diangkat sesudah masa syaikh Abul Hasan Asy Syadzili ra akan diambil dari golongan ahli thoriqoh Sadziliyah.
17.
Apabila beliau mengasuh/mengajar murid-muridnya sebentar saja,
sudah akan terbuka hijab.
18.
Rasulullah saw memberikan izin bagi orang yang berdo’a Kepada
Allah SWT dengan bertawasul kepada Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili.
Kata-kata
Hikmah Abul Hasan Asy-Syadzili:
Pengelihatan akan yang Haqq
telah mewujud atasku, dan takkan meninggalkan aku, dan lebih kuat dari apa yang
dapat dipikul, sehingga aku memohon kepada Tuhan agar memasang sebuah tirai
antara aku dan Dia. Kemudian sebuah suara memanggilku, katanya ” Jika kau
memohon kepada-Nya yang tahu bagaimana memohon kepada-Nya, maka Dia tidak akan
memasang tirai antara kau dan Dia. Namun memohonlah kepada-Nya untuk membuatmu
kuat memiliki-Nya. “Maka akupun memohon kekuatan dari Dia pun membuatku kuat,
segala puji bagi Tuhan!
Aku pesan oleh guruku
(Abdus Salam ibn Masyisy ra): “Jangan anda melangkahkan kaki kecuali untuk
sesuatu yang dapat mendatangkn keridhoan Allah, dan jangan duduk dimajelis
kecuali yang aman dari murka Allah. Jangan bersahabat kecuali dengan orang yang
membantu berbuat taat kepada Allah. Jangan memilih sahabat karib kecuali orang
yang menambah keyakinanmu terhadap Allah.”
Seorang wali tidak akan
sampai kepada Allah selama ia masih ada syahwat atau usaha ihtiar sendiri.
Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat kebutuhanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk bermunajat kepada Allah yang memeliharamu dari-Nya.
Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat kebutuhanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk bermunajat kepada Allah yang memeliharamu dari-Nya.
Seorang arif adalah orang
yang mengetahui
rahasia-rahasia karunia Allah di dalam berbagai macam bala’ yang menimpanya
sehari-hari, dan mengakui kesalahan-kesalahan nya didalam lingkungan belas
kasih Allah kepadanya.
Sedikit
amal dengan mengakui karunia Allah, lebih baik dari banyak amal dengan terus
merasa kurang beramal.
Andaikan Allah membuka nur (cahaya) seorang mu’min yang berbuat dosa, niscaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi, maka bagaimanakah kiranya menjelaskan : “Andaikan Allah membuka hakikat kewalian seorang wali, niscaya ia akan disembah, sebab ia telah mengenangkan sifat-sifat Allah SWT.
Andaikan Allah membuka nur (cahaya) seorang mu’min yang berbuat dosa, niscaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi, maka bagaimanakah kiranya menjelaskan : “Andaikan Allah membuka hakikat kewalian seorang wali, niscaya ia akan disembah, sebab ia telah mengenangkan sifat-sifat Allah SWT.
BERTUHANKAN ALLAH,
BERSYARIATKAN SYARIAT MUHAMMAD SAW
Qobiltu izin share
BalasHapus