Kamis, 14 November 2013

Kisah Seorang Arab Badui Bersama Rasulullah, Tangisan Rasulullah Yang Mengguncang Arsy


Dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau  mendengar  seseorang  di  hadapannya bertawaf,  sambil berzikir:  “Ya  Karim!  Ya Karim!”Rasulullah  s.a.w.  menirunya  membaca  “Ya  Karim!  Ya  Karim!”  Orang  itu  Ialu berhenti di  salah  satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai  orang  tampan!  Apakah  engkau  memang  sengaja  memperolok-olokkanku, karena  aku  ini  adalah  orang  Arab  badui?  Kalaulah  bukan  karena  ketampananmu  dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badui itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya  percaya  dengan  mantap  atas  kenabiannya,  sekalipun  saya  belum  pernah melihatnya,   dan   membenarkan   kenabiannya,   sekalipun   saya   belum   pernah   bertemu dengannya,” kata orang Arab badui itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah’.. aku inilah Nabimu  di  dunia  dan  penolongmu  nanti  di  akhirat!”  Melihat  Nabi di  hadapannya,  dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannnya, Ketahuilah, ALLAH mengutusku bukan untuk menjadi  seorang  yang  takabbur  yang  meminta  dihormati,  atau  diagungkan,  tetapi  demi membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad!  ALLAH mengucapkan salam kepadamu dan berfirman: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih ALLAH. Ketahuilah bahwa ALLAH akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti,  akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu,  Jibril kemudian pergi. Kemudian Rasululllah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun menyampaikan kabar dari Malaikat yang mulia Jibril Alaihissalam itu kepada arab badui.
Maka orang Arab itu pula berkata: “Demi keagungan serta kemuliaan ALLAH,  jika ALLAH akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengan-Nya!” kata orang Arab badui itu.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan ALLAH?” Rasulullah bertanya  kepadanya.
‘Jika  ALLAH  akan  memperhitungkan dosa-dosa  hamba,  maka hamba akan  memperhitungkan  betapa  kebesaran  maghfirahnya,’  jawab  orang  itu.
‘Jika  Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba,  maka hamba akan memperhitungkan betapa  keluasan  pengampunan-Nya.  Jika  Dia memperhitungkan kekikiran hamba,   maka hamba akan memperhitungkan pula betapa mulia kedermawanannya!’
Mendengar  ucapan  orang  Arab  badui  itu,  maka  Rasulullah  s.a.w.  pun  menangis mengingatkan  betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Karenanya Malaikat Jibril turun kembali seraya berkata:
“Ya Muhammad! ALLAH menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa ALLAH  tidak  akan  menghisab  dirinya,  juga  tidak  akan  memperhitungkan  kemaksiatannya. ALLAH sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan  menjadi temanmu di syurga nanti!”. Setelah mendengar perkabaran itu Rasulullah pun mengabarkannya kepada arab badui dan alangkah senangnya orang Arab badui itu  mendengar berita tersebut. la pun  menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.


5 komentar:

  1. Ya Allah..... dari dahulu hamba sangat meyakini ke ampunan Mu jauh lebih besar dari segala kemaksiatan di muka bumi ini bahkan lebih besar dari Kemurkaan Mu... dari dahulu hamba memperhitung kan dosa dosa besar yang sudah hamba lakukan... tapi Engkau membalas nya dengan Hidayah Mu bukan dengan hukuman..... sampai hari ini hamba selalu Engkau lindungi... kesusahan, coba an yang engkau beri kan kepada hamba sesungguh nya lebih ringan dari berat nya dosa yang sudah hamba lakukan. Maha Suci Engkau Ya Rabb dan Maha Mulia Engkau Ya Rabb , sesungguh nya memang benar lah Engkau tidak butuh apa pun dari apa apa yang Engkau Ciptakan, termasuk menghukum hamba di dunia ini , di barzakh dan di yaumil mahsyar.. Sesunguh nya hanya Engkau saja lah Tuhan di seluruh Alam.. maka ampunilah hamba Ya Rabb.... aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. SUBHANALLAH... kata kata yang indah yang ditulis langsung dalam jiwa. semoga dalam tulisanmu Allah memberi keberkahan dan perubahan hidup yang abadi dalam dunia dan akhirat.....
      dan keturunanmu dalam keberkahan dan kasih sayang yang maha agung.... allah SWT... amiiin... ya robbal'alamiiin

      Hapus
  2. Hadits ini siapa perawinya..?
    Dan dibukukan dalam kitab apa yah, mohon penjelasannya.

    BalasHapus
  3. setau saya ini ada di bukhori muslim, menjadi hujah jg untuk pelaksanaan thawaf bisa menggunakan ucapan seperti di atas, karena rasul juga melakukannya dan tidak menegur orang badui tsb ttg apa yg dia baca waktu thawaf

    BalasHapus